Saya yakin Saudara terus mengikuti seri bahasan kita ya, karena rupanya banyak juga yang katanya diberkati, dicelikkan – tapi harapan dan doa saya sih gak cuman sampai situ tapi jadi PELAKU. Well, sampai tahap ini kita belum mengupas soal ketundukan isteri pada otoritas di dalam rumah, walaupun dulu saya pernah mengupas panjang lebar dengan judul lain dan sudah beberapa tahun lewat – saya tahu banyak yang diberkati, karena jika mereka bertemu dengan saya, masih saja judul itu dibahas. Saya juga sudah mengkhotbahkan salah satunya di DVD yang berjudul: Mewaspadai Bibit Roh Izebel. Tetapi, masihhhhh saja sulit isteri-isteri untuk tunduk kepada suaminya; sudah terlanjur kesenengan memerintah, ngatur, ngontrol suami, sehingga diminta oleh Firman untuk tunduk, kadung sulit. Padahal ini adalah kunci berkat dalam rumah tangga. Nah, saya bagian itu tadi jangan dibaca gitu aja, ulangi lagi: Padahal ini adalah kunci berkat dalam rumah tangga! Yes, mengenal otoritas adalah berkat bagi pelakunya.

Kalau para isteri sekarang masih saja ribut dan capek ati sama suami, pastilah inilah gara-gara terbesarnya. Kalau rumah tangga Saudara belum seperti yang Saudara harapkan, kebanyakan gara-garanya ada di Saudara (Saya tidak bilang semua, tapi kebanyakan, kecuali yang betul-betul suaminya super aneh dan melakukan dosa dan pelanggaran – ini sudah beda kasus; walaupun dalam beberapa hal kasus aneh seperti ini pun suami itu sangat bisa diubah dengan ketundukan isteri yang benar-benar tuntas dibarengi doa puasa). Mari kita baca kisah yang tidak asing lagi mengenai ratu Wasti:

Ester 1:10-22Pada hari yang ketujuh, ketika raja riang gembira hatinya karena minum anggur, bertitahlah baginda kepada Mehuman, Bizta, Harbona, Bigta, Abagta, Zetar dan Karkas, yakni ketujuh sida-sida yang bertugas di hadapan raja Ahasyweros,
supaya mereka membawa Wasti, sang ratu, dengan memakai mahkota kerajaan, menghadap raja untuk memperlihatkan kecantikannya kepada sekalian rakyat dan pembesar-pembesar, karena sang ratu sangat elok rupanya.
Tetapi ratu Wasti menolak untuk menghadap menurut titah raja yang disampaikan oleh sida-sida itu, sehingga sangat geramlah raja dan berapi-apilah murkanya.
Maka bertanyalah raja kepada orang-orang arif bijaksana, orang-orang yang mengetahui kebiasaan zaman — karena demikianlah biasanya masalah-masalah raja dikemukakan kepada para ahli undang-undang dan hukum;
adapun yang terdekat kepada baginda ialah Karsena, Setar, Admata, Tarsis, Meres, Marsena dan Memukan, ketujuh pembesar Persia dan Media, yang boleh memandang wajah raja dan yang mempunyai kedudukan yang tinggi di dalam kerajaan —, tanya raja:
“Apakah yang harus diperbuat atas ratu Wasti menurut undang-undang, karena tidak dilakukannya titah raja Ahasyweros yang disampaikan oleh sida-sida?”
Maka sembah Memukan di hadapan raja dan para pembesar itu: “Wasti, sang ratu, bukan bersalah kepada raja saja, melainkan juga kepada semua pembesar dan segala bangsa yang di dalam segala daerah raja Ahasyweros.
Karena kelakuan sang ratu itu akan merata kepada semua perempuan, sehingga mereka tidak menghiraukan suaminya, apabila diceritakan orang: Raja Ahasyweros menitahkan, supaya Wasti, sang ratu, dibawa menghadap kepadanya, tetapi ia tidak mau datang.
Pada hari ini juga isteri para pembesar raja di Persia dan Media yang mendengar tentang kelakuan sang ratu akan berbicara tentang hal itu kepada suaminya, sehingga berlarut-larutlah penghinaan dan kegusaran.
Jikalau baik pada pemandangan raja, hendaklah dikeluarkan suatu titah kerajaan dari hadapan baginda dan dituliskan di dalam undang-undang Persia dan Media, sehingga tidak dapat dicabut kembali, bahwa Wasti dilarang menghadap raja Ahasyweros, dan bahwa raja akan mengaruniakan kedudukannya sebagai ratu kepada orang lain yang lebih baik dari padanya. Bila keputusan yang diambil raja kedengaran di seluruh kerajaannya — alangkah besarnya kerajaan itu! —, maka semua perempuan akan memberi hormat kepada suami mereka, dari pada orang besar sampai kepada orang kecil.”
Usul itu dipandang baik oleh raja serta para pembesar, jadi bertindaklah raja sesuai dengan usul Memukan itu.
Dikirimkanlah oleh baginda surat-surat ke segenap daerah kerajaan, tiap-tiap daerah menurut tulisannya dan tiap-tiap bangsa menurut bahasanya, bunyinya: “Setiap laki-laki harus menjadi kepala dalam rumah tangganya dan berbicara menurut bahasa bangsanya.”

Menurut penerjemahan beberapa gelintir ahli teologia, ratu Wasti diminta untuk berjalan telanjang. Menurut saya TIDAK, sebab bagaimana dia telanjang dengan memakai mahkota? Itu bukan aksesoris yang pantas untuk ratu yang dipamerkan dalam ketelanjangannya. Dan seorang raja yang menguasai 120 daerah dari India sampai Etiopia tidak akan berbuat senaif dan sebodoh para interpreter ini yang malah membela ketidaktundukan Wasti.

Ester 1:11 supaya mereka membawa Wasti, sang ratu, dengan memakai mahkota kerajaan, menghadap raja untuk memperlihatkan kecantikannya kepada sekalian rakyat dan pembesar-pembesar, karena sang ratu sangat elok rupanya.

“Memperlihatkan kecantikan, … karena sang ratu sangat elok RUPANYA.” Jadi bukan menunjukkan tubuhnya yang elok. Menurut saya, Wasti sudah terbiasa tidak tunduk, tapi kali ini karena raja dikelilingi oleh banyak pembesar dan rakyat, maka saat raja ditolak, tidak melibatkan hanya dia saja, tetapi ini mempermalukan kerajaan dan pemerintahannya. Taruhlah contoh, seorang isteri diajak ngomong baik-baik malah ngasarin suaminya, itu masih okay kalau sendirian di rumah, tapi kalau dia nantang di hadapan tamu-tamu dan keluarga besar, apa lagi di hadapan anak buahnya, maka suaminya akan merasa malu bukan kepalang! Ini yang terjadi dengan raja Ahasyweros. Wasti tidak akan berani membantah dan berontak di hadapan begitu banyaknya tamu undangan jika dia tidak terbiasa memberontak dalam hal kecil. Wasti juga tidak sedang vertigo, tidak sedang ada urusan kenegaraan – dia sedang berpesta! Itu sebabnya menolak titah sang raja tanpa alasan yang benar, tentulah ia seorang pemberontak. Dan, inilah saatnya bagi sang raja untuk menegakkan pemerintahannya terhadap seorang perempuan yang arogan!

Usul para wise advisors kerajaan itu sangatlah mulia, dan raja mendengarkannya. Banyak suami-suami menghindari bantahan isteri dengan berkelit: “yah gimana lagi … daripada ribut!” Tapi seharusnya suami harus berani RIBUT DI DEPAN, maka seterusnya isteri akan tahu bahwa dia tidak bisa berulah dan berontak. Baik untuk isteri-isteri tidak diberi apa yang diinginkannya, karena kadang isteri tidak bisa melihat dari kacamata kepemimpinan seorang suami. Saya selalu berkata bahwa para pria diberi spirit of leadership oleh Tuhan, dan jika isteri-isteri yang ngatur suami, maka ia mematikan kepemimpinan dalam RT, sehingga RT hanya akan dibawa sejauh pengetahuan seorang isteri yang sangat dangkal itu. Well, tidak semua isteri dangkal, tapi isteri yang menguasai dan mengatur suaminya jelaslah dangkal.

Banyak isteri tidak mengenal otoritas. Tetapi banyak suami yang juga tidak kalah mengertinya tentang otoritas dirinya dalam rumah tangganya! Marilah suami-suami belajar dari pelajaran berharga ini:
Ester 1:22Dikirimkanlah oleh baginda surat-surat ke segenap daerah kerajaan, tiap-tiap daerah menurut tulisannya dan tiap-tiap bangsa menurut bahasanya, bunyinya: “Setiap laki-laki harus menjadi kepala dalam rumah tangganya dan berbicara menurut bahasa bangsanya.”

Para suamies,… kenalilah otoritasmu terhadap/di dalam rumah tanggamu. Engkau diangkat Tuhan untuk menjadi KEPALA, bukan PENGIKUT dan PENAKUT. Saya gak tahu lagi harus bilang gimana kepada suami-suami yang diketekin isterinya karena isterinya suka ngaum kayak macan. Jangan takut, engkaulah kepalanya, engkaulah pemimpinnya. Tak apa jika dia marah, ngambek, nggak ngasih seks, mendiamkan, nggak ngasih makan. Makanlah di warung, banyak doa, jangan ‘jajan’ di luar, kendalikan rumah tanggamu. Tatap matanya dan bilang: “Kamu harus tunduk kepadaku! Akulah kepala keluarga yang Tuhan tetapkan di rumah kita. Hai roh pemberontak, enyah kamu dari isteriku! ” Nah ini bisa diterapkan jika Saudara sebagai suami berlaku baik, tidak judi, tidak main perempuan di luar, bekerja dengan baik, tidak macam-macam pendeknya – jika engkau adalah suami yang bertanggungjawab, beribadah, memimpin keluarga dengan baik. Tapi jika engkau sendiri sesat dan fasik, maka otoritas juga tidak bisa ditegakkan.

Banyak suami daripada ribut, dia berbohong. Ditanya isterinya lagi dimana, jawabnya sudah OTW, padahal masih makan sama client. Diberondong makan apa aja, dia takut jawabnya cuman empek-empek lonjoran,.. padahal kapal selam, kapal tongkang, kapal perang. Iblis gak bisa lawan iblis – roh izebel ga bisa dilawan dengan roh bohong. Jadi tetaplah jujur tanpa takut. Kalau masih di kantor, bilang saja di kantor, kalau isteri marah diamkan saja. Kalau makan berlemak, tak apa sesekali, tapi jangan bohong bilang belum makan, sebab di rumah sudah dimasakin macam-macam. Beranilah, jujurlah, janganlah takut. Lawan itu roh Izebel dengan kepercayaan dan kasih demi perubahannya. Jadi jangan dihindari, jangan di-daripada-i.

Sebaliknya isteries, jangan intimidasi suamimu dengan memojokkan dan membuatnya hanya makan makananmu tiap hari, memberondong dengan segala pertanyaan yang membuat suami jadi kikuk dan tidak bisa bebas bergerak karena harus diatur dan tunduk padamu. Beri dia keleluasaan, percayai dia,..dorong dia, kasih semangat dan doakan dia. Jangan matikan rohnya!!! Kalau engkau sudah masak dan dia terlanjur makan di luar, jangan intimidasi, simpan makananmu, berbesar hatilah. Dia bukan tidak menghargaimu; dan jika engkau tetap berbesar hati dan mempercayai pengaturan Tuhan sekalipun dalam hal yang nampaknya kecil seperti ini, maka suamimu juga akan mempercayaimu, dan Tuhan memberkati RT kalian.

Kalau suamimu memuji perempuan lain, kalau dia menunjukkan baju atau make up di catalog, pelajarilah kesukaan suamimu, bukan malah cemburu terhadap perempuan lain dan catalog – itu jiwa kecil, roh iri hati dan cemburu yang tidak perlu disimpan yang membuat banyak isteri akhirnya terkena kanker. Pujilah Tuhan, terimalah suamimu, kasihi dia, layani dia dengan manis dan kasih. Dia lelah, dia butuh shelter saat pulang ke rumah. Dia gak butuh auman, dia butuh perempuan lembut hati. Pelajari kesukaan warna suamimu, keinginan suamimu untukmu berbusana, berpenampilan – jangan bilang: “Aku sih sukanya begini, gak mau ya udah!” Itu naif, kekanak-kanakan dan picik. Belajarlah, rendahkan hati, jangan bodoh. Ikuti kemauan suamimu…yang memandang kamu adalah dia, bukan pria lain, bukan juga untuk kepentingan diri. Engkau miliknya, puaskan dia, matanya, hatinya.

Ester 1:19-20Jikalau baik pada pemandangan raja, hendaklah dikeluarkan suatu titah kerajaan dari hadapan baginda dan dituliskan di dalam undang-undang Persia dan Media, sehingga tidak dapat dicabut kembali, bahwa Wasti dilarang menghadap raja Ahasyweros, dan bahwa raja akan mengaruniakan kedudukannya sebagai ratu kepada orang lain yang lebih baik dari padanya.
Bila keputusan yang diambil raja kedengaran di seluruh kerajaannya — alangkah besarnya kerajaan itu! —, maka semua perempuan akan memberi hormat kepada suami mereka, dari pada orang besar sampai kepada orang kecil.”

Jelaslah kita tahu bahwa ratu berikutnya adalah ratu yang tunduk kepada suami, pemilihan ratu seantero daerah dan kota-kota kerajaan Susan mendapatkan seorang yang lembut, yang tunduk, yang menyenangkan sikapnya, selain tentunya elok parasnya. Tapi kita juga tidak melihat ratu Ester sebagai seorang yang bisa diinjak dan dipermainkan – ia lembut, tunduk, tetapi tegas dan pemberani. Jadi, tidak bisa dikatakan bahwa orang yang tegas berarti melawan atau tidak mengerti otoritas, tetapi tegas-lembut-tunduk adalah kombinasi yang sangat perfect. Ester memiliki virtues ini, ia dicintai raja dan seluruh istana serta seluruh rakyat.

Ester 2:4, 7Dan gadis yang terbaik pada pemandangan raja, baiklah dia menjadi ratu ganti Wasti.” Hal itu dipandang baik oleh raja, dan dilakukanlah demikian.
Mordekhai itu pengasuh Hadasa, yakni Ester, anak saudara ayahnya, sebab anak itu tidak beribu bapa lagi; gadis itu elok perawakannya dan cantik parasnya. Ketika ibu bapanya mati, ia diangkat sebagai anak oleh Mordekhai.

Alkitab menulis dengan jelas, tidak ada yang ditutup-tutupi dalam hal keelokan perawakan dan kecantikan paras. Jadi jelaslah kita tahu bahwa kisah awal kita mengenai ratu Wasti, raja hanyalah ingin memamerkan kecantikannya, bukan perawakannya. Ratu Ester terpilih menjadi yang TERBAIK – well, you bet! raja sudah tidak akan berurusan dengan gadis cantik yang demanding, controling, nagging, menyebalkan sifatnya, memberontak, maunya kehendaknya sendiri, gak bisa diatur. Ester terpilih karena ia sangat berbeda dari ratu sebelumnya – ia menyukakan hati raja, dan para pria di istana mengetahui juga kualitas Ester, khususnya dalam hal pengenalan akan otoritas, karena ini yang menjadi poin kenapa ada pemilihan ratu baru. Dan by the way, keras kepala, semaunya sendiri, dan sifat pecicilan sudah bisa dideteksi sejak awal kok. Apalagi dipersiapkan selama setaon bersama gadis-gadis dari mana-mana, se-mass, oh tentu saja gak bisa ada yang ditutupi khan…. Ester melampaui mereka semua, ribuan mereka! Bicara mengenai pemilihan ratu senegara – Esterlah pemenangnya.

Lihatlah bagaimana Ester tetap konsisten dalam hal ketundukan dan roh penurut:
Ester 2:9, 15Maka gadis itu sangat baik pada pemandangannya dan menimbulkan kasih sayangnya, sehingga Hegai segera memberikan wangi-wangian dan pelabur kepadanya, dan juga tujuh orang dayang-dayang yang terpilih dari isi istana raja, kemudian memindahkan dia dengan dayang-dayangnya ke bagian yang terbaik di dalam balai perempuan.
Ketika Ester — anak Abihail, yakni saudara ayah Mordekhai yang mengangkat Ester sebagai anak — mendapat giliran untuk masuk menghadap raja, maka ia tidak menghendaki sesuatu apa pun selain dari pada yang dianjurkan oleh Hegai, sida-sida raja, penjaga para perempuan. Maka Ester dapat menimbulkan kasih sayang pada semua orang yang melihat dia.

Perempuan yang memiliki roh penurut sangatlah disukai oleh banyak orang; tapi coba perhatikan sekeliling… perempuan-perempuan yang kasar, berangasan, pemberontak, suka/banyak bicara,… sangatlah menyebalkan dan tidak disukai orang. Ester sudah 1 tahun lebih menanti giliran masuk menghadap raja, tetapi ia tetap tidak menghendaki apa pun selain yang dianjurkan oleh sang penjaga – Alkitab menuliskan kalimat selanjutnya yang sangat indah: “Maka Ester dapat menimbulkan kasih sayang pada semua orang yang melihat dia.”WoW!!! Bukannya semua orang di sana kebanyakan perempuan-perempuan yang juga menanti giliran masuk? Bukankah mereka bersaing? Tetapi mereka semua tidak bisa tidak luluh dan mengasihi seorang yang tunduk dan menurut.

Saya juga sudah gak tahu lagi gimana bicara kepada para isteri yang sudah dengar Firman, setia ke gereja, suka doa, suka baca Firman, tapi untuk urusan yang satu ini… kok ya tetap dipertahankan keasliannya. Padahal sangat merusak. Suatu hari beberapa tahun yang lalu, saya dihubungi adik saya dan dia menceritakan semuanya, I mean all! Lalu saya mulai mendidik dia dengan keras agar tunduk kepada suaminya. Dan baru saat saya menulis ini, masuklah messages perbincangan kami yang singkat:
Sharon: Sis, aku seneng banget…cuma mau bersaksi,…: Berbunga bunga. Aku belajar jadi istri yang tunduk pada suami, gak crewet, gak mempengaruhi…gak mudah marah, nurut…akhirnya suaminya ikut berubah… Banyak doa-doa ku dijawab oleh Tuhan karena aku mau berubah…hihi. Jadi mudah untuk 1 visi…membawa dekat pada Tuhan… Thx untuk guruku…ms. Maq
Maq: Perubahan apa yang terjadi di diri suamimu?
Sharon: Perubahan yang mencolok adalah dia benar-benar jadi kepala/suami yang benar, tegas, bisa ambil keputusan, bisa bekerja dengan baik & fokus, mengayomi istri nya, tidak ngah ngih seperti dulu…intinya: benar-benar jadi suami yang benar & takut akan Tuhan. Suami seperti yang di FT. Sudah mulai rendah hati, artinya bisa menerima keadaannya sekarang, bisa menunggu waktu nya Tuhan. Jadi sudah gak pernah berantem sama aku.
Maq: Wah sekarang kalian bisa normal gitu ya…suamimu bisa jadi suami normal.
Sharon: Aku memahaminya karena mungkin aku sudah “normal” sebagai istri jadi suami ikut jadi normal….haha… Aku inget kata2 Sis..waktu aku tanya..kok aku yang disuruh ini itu..kok bukan suamiku..haha..Sis jawab nya: lha siapa yang sakit hati sampai kurus….haahahah…. Kata-kata itu gak akan lupa…(moa).
– Semua yang diajarkan Sis..aku gak lupa…aku baru paham setelah aku merasakan sekarang….oooo …jadi ini tho yang dimaksud kakakku..
Maq: Kamu sempet jengkel khan sama aku?
Sharon: Hahaha…aku jengkelnya waktu suruh ngulang yang ke 2….
Oh adalagi yang aku jengkel sama Sis….awalnya karena Sis selalu membela dia…akuuu terus yg salah.
Hahaa….maafkanlah adikmu yang sekarang sudah gak bandel…

Saya keras sekali dalam mendidiknya untuk tunduk, sekalipun bagi kami juga suaminya agak gimana gitu, ternyata kegimanaan pria/suami itu karena pengaruh isteri yang saking gimananya itu. Sekarang mereka bahagia sekali, walau awalnya sangat meres ati. Ngadepin mereka juga saya ngelus dada berulang kali, tapi selama mereka nggak nyerah sama saya, saya pun nggak bakal nyerah demi kebaikan pernikahan mereka. Tapi beberapa kali mereka pasang surut gak mau hubungi saya saking kerasnya saya menegur, tapi kalau mereka mentok, datangnya ke saya lagi. Saya diberi mimpi oleh Tuhan, saya juga memberi banyak peringatan, tuntunan yang tidak mudah. Saya bersyukur adik saya percaya saya, walaupun saya kalau ngomong gak ada bengkoknya sedikit pun – mereka sudah tahu saya betul. Dan sekarang merekalah yang menikmati indahnya pernikahan mereka, pekerjaan mereka juga diberkati,….

Saya akan lanjutkan pembahasan ini minggu depan.
May you be blessed. Untuk tunduk harganya tidak murah, tapi hasilnya mahal.