Some of my highlights
WHO IS MAQ?
I am Maqdalene, people call me MaQ (Read: MeQ).
Saya hamba Tuhan full time, melayani bersama Team yang sangat luar biasa. Baik Team di Headquarters maupun Team Facilitators yang tersebar di seluruh dunia. Mereka sangat amazing dan cekatan dalam membimbing murid-murid selama bertahun-tahun tanpa lelah, tanpa jemu, zonder gaji dari manusia (termasuk saya). Semua mengandalkan Tuhan dan diberkati! Kami tergabung dalam komunitas pemuridan yang disebut KCC (Kingdom Community Center), dimulai di Indonesia, sampai menyebar di seluruh dunia. Bersyukur hanya Tuhan saja yang membuat rencana-Nya di luar dugaan dengan membawa murid-murid dari berbagai penjuru dunia untuk belajar bersama-sama dari waktu ke waktu dengan setia. Awalnya pertemuan tatap muka, walaupun sudah memakai Skype atau Zoom sebelum Pandemic, karena murid-murid dikumpulkan lintas benua, ada yang 1 kelas 3 benua sampai 4 benua. Jadi waktu Pandemic tiba, kami sudah agak lama terbiasa online.
Panggilan dan visi saya sudah dijalani beberapa belas tahun bersama dengan rekan Team yang luar biasa (19 tahun di tahun ini, tetapi sudah lebih dari itu saat sendirian), yang Tuhan sejajarkan visinya, persepsinya, tujuannya, bahasanya, sehingga kami sederap menjadi pasukan untuk membangkitkan tentara Kerajaan Sorga. Baik Team yang bekerjasama di KCC Headquarters, maupun yang tersebar di penjuru dunia, kami sering bertemu, menyamakan visi, saling mendorong, mengoreksi, menguatkan, mengasihi dan memberkati. Saya telah diuntungkan dan diperkaya oleh kehadiran mereka dalam pelayanan yang tidak mungkin saya lakukan sendiri. Mereka sangatlah handal dan militan dalam perkataan dan perbuatan, mereka dapat diandalkan dalam waktu dan tenaga, karena kami sama-sama tahu Siapa yang kami layani. Tidak ada yang lebih besar di antara kami, kami hanya berfungsi sesuai panggilan masing-masing dan saling melengkapi, sebagaimana tubuh ada bagian-bagiannya yang membuat kesatuan pelayanan menjadi sempurna.
Dari tahun ke tahun kerinduan saya hanyalah mengenal Tuhan, berdiam di kaki Tuhan. Setelah bertahun-tahun naik-turun pesawat, bongkar muatan koper dan pindah hotel, kota, negara untuk melayani, saya mengambil kesimpulan bahwa berada di kaki Tuhan jauh lebih indah daripada kesibukan dan kecapaian itu. Tetapi saya juga tahu, ada saat-saat saya bangkit dari lutut dan berdiri untuk membangkitkan jiwa yang lesu, iman yang lemah, harapan yang pudar, dan semangat yang patah. Tuhan juga memakai saya untuk menyembuhkan orang sakit, melepaskan orang dari ikatan musuh dan roh-roh. Namun karena saya hamba, saya tidak melakukannya hanya karena saya suka mendoakan dan berkhotbah, tetapi karena saya disuruh Tuan saya. Karena itulah saya tidak takut menolak manusia dan ditolak manusia, karena saya bukan melayani mereka, tetapi Tuhan. Bertahun-tahun Tuhan mendidik saya yang lemah sehingga makin kuat dalam iman dan pengetahuan kebenaran, agar saya tahu membedakan mana yang kehendak Tuhan dan yang bukan, sehingga akhirnya setelah memberitakan Injil kepada orang banyak, jangan saya sendiri ditolak.
Rasanya saya jarang ada waktu luang untuk bersantai, sibuk terus, menggiling bekerja, persiapan, membaca, belajar, berdoa, berpuasa, doa bersama, memuridkan, menggelar conference-conference, diundang berkhotbah, mendoakan orang, melepaskan yang terikat, menguburkan orang mati, dan kegiatan rohani semacam itu.
Lukas 12: 43-44 Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan
tugasnya itu, ketika tuannya itu datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya.
MENGEJAR KESEMPURNAAN
Saya menjaga hidup saya lurus di hadapan Tuhan dan manusia, sambil terus berjaga saat saya mengajar dan melayani, agar saya didapati tidak bercela, berkerut, atau bernoda – bahkan saya mau terus belajar untuk sempurna.
2 Korintus 13:9 Sebab kami bersukacita, apabila kami lemah dan kamu kuat. Dan inilah yang kami doakan, yaitu supaya kamu menjadi sempurna.
2 Korintus 13:11 Akhirnya, saudara-saudaraku, bersukacitalah, usahakanlah dirimu supaya sempurna. Terimalah segala nasihatku! Sehati sepikirlah kamu, dan hiduplah dalam damai sejahtera; maka Allah, sumber kasih dan damai sejahtera akan menyertai kamu!
Jika kesempurnaan selama di dunia (menurut standard Sorga) tidak memungkinkan, tidaklah mungkin Tuhan mencatatnya di sana untuk kita. Apalagi masa-masa ini dunia sudah menunjukkan sakit bersalin (birthpangs), dan intensitasnya makin bertambah. Malapetaka, tulah-tulah, bencana alam, dan kematian sangat tidak bisa diprediksi. Dulu orang-orang yang jauh dari kita, makin ke sini keluarga dekat kita dan orang-orang yang kita kenal. Tahun lalu dan tahun sebelumnya 2 orang dalam keluarga saya meninggal, Mami saya dan Adik saya – keduanya hamba Tuhan, pelayan Tuhan yang setia. Dari situlah, saya sendiri merasa harus mempersiapkan kematian saya (jika Tuhan belum mengangkat kita dalam Rapture). Baik secara jasmani maupun secara rohani saya mempersiapkannya – saya tidak takut menghadapi kematian. Saya mengusahakan hidup di dunia dengan mengumpulkan nilai kekal di Sorga, saya tidak mencintai dunia dengan semua yang ditawarkan, saya habis-habisan melayani Tuhan dan jiwa-jiwa. Saya hanya fokus kepada panggilan, tujuan Tuhan dalam hidup saya dan visi yang dipercayakan kepada saya.
ANOTHER CALL
Dengan vacuumnya 2 pelayan penting di gereja yang didirikan oleh orang tua saya, dan Papi saya sekarang sudah tua dan lama tidak berkhotbah, maka sayalah yang mengambil alih kepemimpinan, mendampingi papi saya yang masih melakukan sakramen dan doa berkat. Saya yang tidak pernah berpikir jadi gembala, sudah hampir dua tahun ini terjun dalam kesibukan gerejawi, merombak sana-sana – baik spiritual jiwa-jiwa, juga gedungnya. Saya yang tidak bisa melihat ‘kekurangan sana-sini’ segera mengajak jemaat dan pelayan untuk kerjasama bagi kemajuan Gereja Tuhan. Dari mengadakan doa puasa, membuka kelas-kelas pemuridan. Membangkitkan cell groups, blusukan ke rumah jemaat untuk mengenal mereka dan membantu keadaan rumah dan keuangan mereka, menyembuhkan yang sakit, menguburkan yang mati, konselingin pra-nikah, memimpin pergerakan-pergerakan lainnya. Bersamaan dengan itu saya merenovasi bagian-bagian gedung gereja, dari toilet, pagar, sayap kanan gereja, ngecat tembok gereja, mengganti back drop mimbar gereja, oning, membuat kantor pastor, dan pembaharuan lainnya yang tidak dapat ditulis satu persatu. Semuanya saya lakukan dengan kegigihan karena cinta akan jiwa-jiwa dan rumah Tuhan – tentu dengan iman karena persembahan gereja sangat minim dan minus. Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya, karena semuanya untuk kemuliaan Nama-Nya.
Entah sampai kapan saya harus menggembalakan, hanya Tuhan yang tahu. Selagi panggilan dipercayakan kepada saya, ada di tangan saya, maka saya melakukannya dengan segenap hati, jiwa, dan kekuatan, dengan rahmat dari Bapa di Sorga. Dengan makin banyaknya tugas, saya cuman bilang sama Tuhan: “Tuhan, Engkau berjanji bahwa jika saya memikul kuk-Mu, bagi rasanya akan ringan dan enak. Jadi bikin saya tidak berpeluh, capai, payah, kekurangan. Thank You, Lord for the Holy Spirit who is my constant help in times of need.” Saya bisa mengandalkan Dia, dan itu sangat sudah terus menerus terbukti.
Dalam kesibukan saya, di keseharian tetap saja saya suka memasak, suka berkebun, suka menjahit – – tapi itu sedikit sekali saya lakukan dibanding dengan hal-hal rohani. Saya tetap berinteraksi dengan para murid dan jiwa-jiwa yang saya layani, membimbing mereka kepada kedewasaan iman. Gak jarang saya ngajak ketemuan untuk ngobrol perkembangan mereka dengan makan bersama. Dengan begitu saya bisa masuk lebih dalam lagi mengenal kehidupan mereka. Apalagi saya mengajar kelas secara khusus, kelas pemimpin dan kelas hamba Tuhan. Ini saya lakukan secara rutin satu minggu sekali (saya membimbing beberapa kelas, 1 kelasnya 1 minggu sekali – itu merupakan kelas reguler. Jadi jika 3-4 kelas seminggu ada 3-4 kali pertemuan). Saya enjoy pengajaran, bimbingan, apalagi kelas yang saya pegang mayoritas kelas pemimpin dan hamba Tuhan, saya makin diperkaya oleh pengalaman mereka yang belum saya dapati sebelumnya.
MY ON-GOING PROCCESS
Masih saja, saya sedang berjalan mencapai kepada kesempurnaan menyerupai Kristus. Jadi jika ada perkataan yang keliru, gesture-gesture yang tidak berkenan, atau olahan Firman yang secara teological tidak tepat, dianggap sesat, melenceng, dan negatif-negatif lainnya, saya meminta maaf, minta didoakan, minta diberi saran dan masukan, karena saya secuil ini mana bisa belajar Kristus yang selebar-luas-tinggi-dalam pengetahuan-Nya. Saya masih terus belajar dari orang lain, pendahulu saya, bapa-bapa rohani saya, rekan-rekan pelayanan saya, murid-murid, dan siapa pun yang Tuhan lewatkan. Untuk itu, bantulah saya dalam doa, jagai saya di alam roh, sehingga kita bersama semua orang percaya dapat saling menguatkan dalam gelanggang perlombaan iman ini.
Dengan kasih dan kesetiaan, saya berdoa dan mengawal para murid-murid, anak-anak rohani dan semua orang yang secara sengaja maupun tidak berada di kawasan pelayanan dan covering pelayanan The Kingdom ini agar kita semua sampai kepada kesempurnaan, tidak bercacat cela atau berkerut di hari kedatangan Anak Manusia.
Meanwhile, marilah kita sama-sama menaruh harapan kita kepada Tuhan, mata tertuju kepada Dia saja yang telah memanggil kita di dunia untuk mengerjakan visi-Nya. Jangan lelah bekerja bagi Tuhan, jangan mengeluh dengan apa yang diperhadapkan kepada Anda, sebab tidak ada pencobaan yang melebihi kekuatan Anda, ketika Anda berseru kepada-Nya, Ia akan memberikan jalan keluar. Trust Yashua!
I love you with the everlasting love.
Servant of the Cross,
Maqdalene Kawotjo
Januari 2023
Profile Picture