Menerima Keselamatan

Saya dilahirkan di lingkungan Kristen. Nenek saya Kristen. Sebelum saya nongol di dunia, kedua orang tua saya sudah menjadi hamba Tuhan. Ayah saya dididik di sekolah Alkitab. Paman saya dengan isterinya melayani Tuhan sebagai pendeta. Waktu keduanya meninggal, anak mereka juga meneruskan melayani Tuhan sebagai gembala sidang sebuah gereja beserta dengan isterinya. Tante saya menikah dengan pendeta. Anak-anak mereka melayani Tuhan. Cucu-cucu mereka juga ada di gereja melayani bagian masing-masing. Isteri paman yang lain juga sebagai pelayan Tuhan.

Jadi, agama Kristen sudah otomatis instan dalam keluarga besar kami. Kami tidak perlu duduk dalam pelajaran katekisasi berbulan-bulan lamanya untuk mengerti apa arti baptisan air. Kami hafal lagu-lagu yang dinyanyikan saat petobat-petobat baru diselam dalam air. Kami tahu akad nikah dan bosan melihat pasangan pengantin diberkati di gereja kami. Kami hanya melongok dari jendela atas untuk melihat siapa yang dinikahkan ayah hari ini. Kami dapat menirukan mimik ayah kami waktu membaca ayat-ayat Firman untuk perjamuan kudus. Kami hafal letak-letak ayat Firman tertentu dari Kejadian sampai Wahyu. Ibu kami memajang piala-piala yang kami rebut dalam setiap perlombaan menghafal ayat, kecepatan buka Alkitab, quis tanya jawab Alkitab, cerdas tangkas Alkitab, dan lain-lainnya. Tetapi, saya merasakan ada sesuatu yang kurang.

Kekurangan tersebut masih berlanjut sampai saya berada di Amerika. Suatu hari, salah satu anak didik saya bercerita bagaimana dia merasakan kesejukan, kedamaian, sukacita yang besar saat dia diselamatkan. Apalagi saat dia memberi diri untuk dibaptis. Dengan antusias dia menceritakan bagaimana perasaannya sebelum dan sesudah hari-hari itu. Bagaimana kasih Allah sangat nyata, semua dirasakannya indah. Setiap kali dia mengulang cerita yang sama, mata saya berputar keliling ruangan sambil mengisyaratkan angka 3, artinya dia sudah mengulang cerita ‘membosankan’ itu sebanyak hitungan jari.

Tetapi, pada suatu hari, terbersitlah di pikiran saya, mengapa saya tidak pernah merasakan “greng“nya keselamatan, atau pentingnya baptisan air, atau waktu saya kepenuhan Roh Kudus? Diam-diam muncul pertanyaan penting dalam hati saya, yang tidak pernah terbersit selama ini. Firman Allah mengatakan, “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan. Karena Kitab Suci berkata: “Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan.” (Roma 10:9-11)

Jangan-jangan selama ini… ah, masa sih saya belum pernah mengundang Yesus sebagai Tuhan – secara pribadi? Mungkinkah kekristenan saya hanyalah sebagai formalitas kepercayaan turun temurun? Atau jangan-jangan saya termasuk jajaran Farisi yang disebut Yesus dalam Matius 15:8-9? Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku….

Saya tidak menunda waktu lagi. Malam itu, saya mengundang Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat saya secara pribadi dengan kesungguhan hati – di Amerika (bayangkan, setelah saya melewati pendidikan Master di Korea, setelah saya melayani gereja cabang, setelah saya menjadi pemimpin, guru sekolah minggu, pemimpin pujian, pembawa Firman, dan teladan bagi beberapa jiwa yang Tuhan percayakan kepada saya). Itulah hari dimana nama saya tercatat di buku kehidupan. Hari dimana malaikat surga bersorak sorai. Hari dimana saya menjadi salah satu Warga Negara Surga (WNS). Saya mengundang Yesus yang sudah lama menanti di pintu hati saya, kini Ia menjadi kekasih jiwa saya.

Anda tidak akan pernah menyangka bahwa doa sederhana yang sepertinya ‘tidak begitu penting’ tersebut meroketkan iman saya. Sebelumnya, selama bertahun-tahun, saya tidak pernah demikian bersyukurnya menjadi orang Kristen seperti pada hari itu. Tidak pernah sebelumnya saya menghargai darah Anak Domba yang berkuasa menebus dosa-dosa saya seperti hari itu. Hidup saya menjadi sangat berbeda, langkah saya menjadi sangat pasti sebagai orang yang telah diselamatkan. Dan, oh,… betapa perjalanan iman saya melejit mulai saat itu!

Di bawah ini adalah sedikit daftar yang saya ingat setelah Yesus mendapat tempat dimana seharusnya Dia berada:

  1. Merasakan kepastian jaminan hidup kekal
  2. Merasakan penyertaan dan pimpinan Roh Kudus
  3. Bersaksi dan membawa jiwa-jiwa kepada Kristus secara efektif
  4. Pewahyuan Firman semakin nyata dan jelas
  5. Pengenalan akan kehendak Allah dipertajam
  6. Peka terhadap roh-roh
  7. Berkemenangan (walaupun tidak pernah berhenti ‘perang’)
  8. Cinta terhadap Tuhan semakin kuat dan intim

Bagaimana menerima Yesus dalam hati kita? Mudah sekali. Firman Tuhan menjanjikan…jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan. Karena Kitab Suci berkata: “Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan.” (Roma 10:9-11)

Kata Yesus kepadanya, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku. (Yohanes 14:6).

Karena dosa manusia, kita semua sebenarnya layak untuk mendapatkan tempat di neraka. Tidak ada seorangpun yang dapat atau mau menolong menebus dosa-dosa kita. Tetapi, karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”. (Yohanes 3:16)

Itu sebabnya, sebelum kita diperhadapkan kepada pengadilan untuk menerima pidana hukuman mati, Yesus menggantikan kita dengan menanggung segala kesalahan kita, sehingga semua tuntutan-tuntutan yang dijatuhkan kepada kita diganti oleh-Nya. Dia mati bagi kita bersama dengan semua dosa-dosa kita di dalam tubuh-Nya. Jadi, tuntutan pidana neraka itu sudah tidak berlaku jika orang yang menerima tuntutan itu telah wafat.

…dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa. (1 Yohanes 1:7)

Namun, Yesus bangkit pada hari ketiga, sehingga kita juga hidup di dalam Dia. Dan kita yang menang akan memerintah bersama Dia di Surga.

Apakah Anda siap untuk menerima hidup dalam kekekalan di Surga bersama Yesus yang sedemikian mengasihi Anda? Jika Anda sudah siap, perkatakan doa di bawah ini dengan kesungguhan hati, dan terimalah Yesus Anak Allah yang hidup itu dalam hati Anda.

DOA

Bapa, aku berdoa sebab aku percaya kepada Yesus. Aku menyadari sebagai orang berdosa aku membutuhkan Engkau. Ampunilah semua dosa-dosa yang telah kulakukan, baik secara sadar maupun tidak sadar. Hapuslah semua dosaku dengan darah Yesus, PuteraMu yang kudus, yang telah mati bagiku di kayu salib. Aku membuka hatiku bagi-Mu, sekarang masuklah dalam hatiku dan tinggal di dalamku. Pimpin hidupku oleh Roh kudus-Mu. Terima kasih karena Engkau menerima aku sebagai anggota keluarga Surga, dan menjadi anak-Mu. Kepada Bapa aku berdoa di dalam nama Yesus.

Selamat! Anda telah menjadi bagian dari Kerajaan Surga. Saat ini, hari ini, nama Anda terdaftar dalam Kitab Kehidupan. Anda telah memiliki jaminan keselamatan dalam hidup yang kekal di Surga. Tidak perlu merasa minder atau takut terhadap sekeliling Anda, keluarga Anda, grup Anda, teman kerja Anda. Hidup dan mati merupakan pilihan pribadi. Dan Anda telah memilih bagian terbaik selama Anda hidup di bumi. Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. (2 Korintus 5:17).

Kita akan bertemu di “sana”.

Langkah-langkah yang dilakukan setelah lahir baru (menerima Yesus):

  1. Membeli Alkitab dan membacanya dengan setia.
  2. Berdoa dengan tidak jemu. Mintalah Roh Kudus menuntun Anda dan membukakan hal-hal yang tidak Anda pahami.
  3. Mencari gereja yang cocok dan menjadi bagian di dalam “tubuh Kristus”.

Mulailah membaca ayat-ayat Firman Tuhan. Anda dapat mulai dari Kitab Injil Matius, dan terus sampai habis. Kemudian mulailah membaca Perjanjian Lama, yaitu mulai dari Kejadian. Setiap firman akan membawa dampak bagi kehidupan rohani Anda sekalipun ada banyak ayat-ayat yang terselubung. Tetapi Roh Tuhan akan memberi Anda pengertian sesuai dengan perkembangan kekuatan otot-otot rohani yang Anda bangun sesudah menerima Kristus. Tubuh rohani kita sangatlah penting sebagaimana tubuh jasmani kita. Tiap hari kita tidak lupa makan tiga kali untuk mempertahankan kesehatan, kita juga minum obat, jamu, supplement, minum air putih dan jus. Tetapi kita juga perlu memberi makan tubuh rohani kita dengan firman yang memberi kehidupan agar kita menjadi kuat dan bertumbuh dengan sehat.

Firman Tuhan akan menjawab semua persoalan yang Anda hadapi. Firman Tuhan juga menolong kita untuk menjadi bijaksana, berhasil, kuat dalam menghadapi pencobaan-pencobaan dan kekejaman dunia. Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. (Mazmur 119:105).

Berdoalah dengan tiada jemu. Tuhan akan mengajar Anda untuk mulai berdoa dengan hati-Nya. Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.(Roma 8:26-27)

Kemudian bergabunglah dengan tubuh Kristus, supaya kita menjadi bagian di dalam rencana Allah. Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya. (1 Korintus 12:27) Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota. (1 Korintus 12:14) Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus. (1 Korintus 12:12)

Demikianlah kita bergabung dalam gereja untuk dipersatukan menjadi tubuh Kristus dan berfungsi menurut karunia-karunia yang diberikan kepada tiap-tiap orang.

12:7 Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.

12:8 Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan.

12:9 Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan.

12:10 Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.

12:11 Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya. (1 Korintus 12:7-11)