Aha,…

Pasti yang tertarik baca perutnya buncrit yak??

Hehe… sama donk.

Belakangan ini (well, tentu gak dalam 1-2 bulan lalu, tapi waktu saya hitung ternyata udah beberapa tahun belakangan ini), makin hari makin buncit deh perut saya. Tadinya saya berpikir faktor U, jadi saya merasa fine-fine aja. Maka makanlah saya seenaknya, disupply lagi oleh orang-orang yang mengasihi saya, jika saya baru nuding kue double coklat, besok-besoknya sudah ada 3-4. Ufghhh…! Nice… NOT!!!

 

Lebih dari 1,5 tahun lalu rasanya saya sudah permakin celana saya, tambahannya 3+3cm kanan kiri. Eh… kok yang itu udah makin gak muat lagi. Maka saya sibuk cari cara mengecilkan perut saya. Senam, minum jamu ‘galian kabel’ hehee… kencur dan asam jawa beberapa bulan, gak turun juga. Saya beli korset lebih dari 10 jenis, gatel di perut. Saya beli slimming tea, slimming patch, slimming gel, gak mempan. Saya juga beli minuman bubuk pengikat lemak, tetap saja gak turun. 

 

Selain kalau duduk, tumpukan lemak bergelambir gak keruan, kalau difoto wajah saya juga udah gak ada bentuk. Oh!

 

Terakhir, waktu saya mau baptis murid, saya kebingungan cari baju yang jika turun ke air gak memperlihatkan lemak-lemak yang sudah mencuat itu. Juga saya kesulitan cari celana yang mensopankan bentuk tubuh saya jika kena air. Di situlah, saya sudah entah gimana lagi. Saya banyak turunkan dan berikan baju, celana, kaos saya kepada beberapa orang penerima bahagia. Saya cobain beberapa baju baru yang lama belum dipakai, ya ampun… ketat dan gak mungkin bisa dipakai lagi.

 

Maka timbullah dalam hati manusia apa yang selama ini tak timbul – karena manusia ini maunya instan, gak pake ‘sengsara’ dietnya, tetep makan enak, menikmati, memuaskan mulut, tapi mau kurus. Nonsense! Jadi, karena selama ini gak terpikir cara diet ini, maka saya tahu pastilah Roh Kudus yang men”tuing”kan di hati saya.

 

Detox!

Yes, detoks.

Sehabis pulang dari membaptis, di situ berderet orang jual pisang, maka saya membeli pisang raja. I love pisang raja, karena manisnya kental. (Walah… mau diet pun masih cari yang manis, bukan! Aihh…) kemarin juga sudah siap dibelikan pepaya. Jadi saya maunya buah yang lokal, organik, yang biasa, bukan buah-buah seperti pear, anggur, persimmon, apricot, peach… untuk detoks kali ini memang maunya yang lokal saja. Jadi dimulai hari Senin, saya puasa, bukanya malam, dan cuman makan pisang dan pepaya dan minum teh serta jus. Jusnya juga gejrot sendiri.

 

Jus: aloe vera (mentah), pocay, nanas, kiwi, lemon, apple cider (Bragg’s).

Besoknya, waktu saya timbang, turun 7 0ns/ (700 gram)/1 kg kurang sedikit. Yuhui!!!

 

Besoknya dengan buah dan jus yang sama, turun 5 ons.

Besoknya 2 ons.

Besoknya 1 ons.

Besoknya 1 ons.

Kaget juga, kok penurunannya tidak sedrastis hari-hari awal?

Besok-besoknya bagus, ada yang 3 ons, ada lagi 5 ons dan 5 ons. Total saya dalam 10 hari sudah mencapai setengahnya dari daging tumpuk yang menggelambir di area perut saya. Sekarang saya coba lagi celana yang 10 hari lalu gak muat, yahoo…. sekarang indah padaku.

Saya gak minum kopi, gak makan daging, cuman di hari ke 3 dst saya tambahkan diet saya dengan telur kampung 1, bayam dikukus dengan bawang putih dan minyak wijen saja, karena bulan sebelumnya tekanan saya drop, sehingga untuk keseimbangan, saya tambahkan telur kampung 1.

 

Nah, saya heran waktu turunnya cuman 1 ons, ternyata saya makan 2 telur kampung, makan kacang rebus. Jadi saya kurangi telurnya jadi 1 saja, dan makanan-makanan yang memberatkan seperti kacang begitu saya kurangi. Saya hanya ganti buahnya saya dengan melon/cantalope. Tapi saya balik lagi kepada pisang raja dan pepaya.

Sekarang saya duduk, pegang pinggang dan pinggul saya sudah sangat nyaman. Tadinya njebrot kanan-kiri, pinggang sudah tertutup lemak, gak ada lagi pinggang, tetapi sekarang sudah hampirrrrr balik seperti dulu, aduhai! Aih, aih…

 

Gak ada yang menikmati sih selain diri sendiri, karena saya gak mau tertimbun lemak, buruk penampilan, dan harus beli baju-baju baru. Yang lebih parah adalah penyakit! Gak sadar khan kalau pola hidup ngawur, bisa jadi sarang penyakit. Yang sesak nafaslah, yang kolesterol, kaki/lutut sakit karena tidak kuat menopang beban badan. Banyak orang hanya pakai obat anti sakit, obat anti ini itu, tapi makannya tetep aja buanyak. That doesn’t help! Membohongi diri sendiri namanya. Makan durian, tapi siap lipitor. Haha… bodoh sekali!

Setelah mendetoks ini, saya mengerti betapa tubuh saya segitu kasihannya dikasih asupan yang gak keruan selama ini, walaupun saya jamin saya lebih sehat dari kebanyakan orang karena konsumsi saladnya hampir hari-hari, jarang makan, sering puasa. Sehari saya makan berat paling 1x, lainnya buah, salad, camilan (kebanyakan sehat juga). Tapi tetap saja, saya merasa gak sehat, kenyataannya bisa membuncit begitu.

 

Thank Holy Spirit for the idea to detox this way. Saya sehat, turun berat badan, tampilan tentu lebih bagus dipandang, khususnya area buncrit tadi, yg harus dililit-lilit korset pun masih mencuat sana-sini. Duh! Not now… bye-bye daging kiloan… masih another 2 kilo away. Saya harap bisa tercapai sebelum 21 hari planning saya.

 

For those who aim to loose weight, detox is the best clean way. Try it out, and share me how it turn out.

 

#I will report pencapaian akhir saya setelah hitting the number I desire, then after that. Will let you know how the maintainance-nya, Guys.

 

Love yuh bunch!

Maq