Beberapa minggu lalu kita berbicara soal Iman Tanpa Reservasi. Saya berdoa kiranya hari-hari terakhir di tahun lalu Saudara melangkah dengan iman saat diperhadapkan dengan sesuatu yang berbeda, yang nampak aneh dan ‘bodoh. Kita belajar dari bapa semua orang beriman Abraham, waktu disuruh pergi, dia gak banyak mikir gimana nanti. Disuruh bakar anak, nurut aja. Iman adalah kebodohan bagi dunia. Kalau anak Tuhan masih mikir dengan intelektual, berarti bodoh bagi sorga, sebab sistem sorga selalu berlawanan dengan dunia, kebalikan, keanehan bagi orang berintelek. Orang yang masih banyak menggunakan inteleknya sulit untuk dipakai Tuhan, sulit untuk naik level iman, sebab ia akan terus menggunakan “akal sehat”nya, sedangkan iman seringkali tidak bisa diperhitungkan dengan akal sehat, iman menuntut ketaatan total tanpa reservasi intelek.

Someone: “Kalo gak ada duit gimana?” “Kalo dikejar debt collector gimana?”
Maq: Sebab imanmu mengharapkan itu semua terjadi sih. Saya beriman tanpa reservasi, gak ada kemungkinan-kemungkinan terburuk satu pun saya perbolehkan menyusup di hati. Saya berjalan dengan kepercayaan sebagai anak Raja, anak Raja gak mikir yang terburuk sebab backingan saya adalah Tuhan Raja semesta alam. Kalau saya sudah menetapkan sesuatu, saya tidak mau mikir kemungkinan terburuknya, sebab iman tidak boleh ada reservasi kemungkinan, apalagi yang terburuk. Itu namanya bukan iman sama sekali. Itu manusiawi, duniawi, umumwi.

Someone: Tapi kalau kenyataannya begitu gimana?
Maq: Saya benci kenyataan, saya benci fakta. Itu sampai saya tulis di dinding ruang doa KCC. Justru itulah fungsi iman, saat kita diperhadapkan dengan realita, disitulah iman beraksi! Saya sangat semangat sampai gemas, kenapa murid-murid masih terus nrimo yang buruk, nrimo kalah, nrimo kenyataan, nrimo keadaan! Harusnya bangkit! Naikkan level iman.

Someone: Tapi bukankah terlalu muluk-muluk untuk mimpi besar, seperti jadi menanti presiden atau raja? Bukannya itu sudah disediakan Tuhan hanya untuk beberapa orang tertentu dan bukan kita?
Maq: Kalau kita tidak mempersiapkan diri ke arah sana tentu saja kita tidak dipilih. Tetapi menantu-menantu raja adalah orang-orang “biasa” yang seperti kita-kita juga, tapi saat mereka rapi, wangi, berpenampilan baik, attitudenya baik, jika suatu hari dipertemukan dengan pangeran, bisa jadi kepilih. Seperti isterinya Pangeran Albert yang dari Zimbabwe, dia perenang olimpiade dan bertemu pada saat ada olimpiade saat sang pangeran menghadirinya dan mata mereka bertemu. Demikian juga dengan Ratu Rania dari Yordan, sebelumnya hanyalah karyawan biasa, tetapi ia diajak seseorang untuk menghadiri pesta dan tidak disangka bertemu dengan calon raja Yordan dan saling jatuh cinta, dalam 5 bulan mereka menikah. Tidak terlalu muluk-muluk kok untuk bisa jadi ratu atau presiden, asal ada persiapan yang baik. We just never know.
Someone: Kami ada banyak tahu orang Kristen yang karena mimpi terlalu tinggi dan doa-doa-doa tapi tidak dijawab Tuhan akhirnya meninggalkan Tuhan.
Maq: Itu berarti tidak percaya kepada Tuhan, sebab untuk beriman dibutuhkan juga “pengharapan” kepada-Nya. Dan, hal penting lagi, untuk apa permintaannya itu? Ada ayat yang mengatakan bahwa kamu berdoa, tetapi doamu salah, sebab kau pakai untuk mengumbar nafsumu sendiri! Ini juga sangat bahaya. Tuhan seringkali tidak menjawab doa kita karena doa kita salah, sehingga jika dijawab malah menghancurkan kita sendiri karena kita belum siap untuk menerima hasil doa/permintaan kita. Kita belum dewasa, sehingga orang yang tidak dewasa tidak kuat menanggung hal-hal yang hanya kuat ditanggung orang yang level rohaninya sudah dewasa. Mungkin dia berpikir sudah dewasa, tetapi belum di hadapan Tuhan. Lihat saja reaksinya saat tidak dijawab,.. meninggalkan Tuhan khan? Itu berarti tidak dewasa, itu nyata anak-anak dan kekanak-kanakan, kalo gak dikasih ngambek. Orang dewasa akan tenang dan bisa menguasai diri dengan baik, anak-anak mudah terserang emosinya sendiri. Orang yang dewasa rohani jika tidak dijawab akan makin berdoa dan mengerti kehendak Tuhan, menantikan Dia, sebab dia secure tahu bahwa Tuhan selalu baik terhadapnya, apapun resultnya.

Ada hal-hal yang dijawab Tuhan, tetapi ada yang tidak dijawab karena Dia paling mengerti yang terbaik buat kita. Beberapa waktu lalu, Kingdom Business Center kami membuka lapak kuliner. Kami memilih tepat paling ujung, karena dari jalan sangat kelihatan dan nampak strategis jika diberi spanduk besar untuk menarik perhatian orang yang lalu lalang. Kami sudah mengusahakannya, meminta managemen pengelolanya, bolak-balik mengajukan argumen karena memang pelapak lainnya yang menempati sudah lama tidak jualan, dan menurut surat kontrak jika dalam 3-5 hari tidak jualan, managemen berwenang untuk mengambil alih, tetapi ini tidak diperbolehkan, bahkan di pelapak lama sepertinya tertantang mau buka lagi. Ya sudah, akhirnya kami nyerah dan harus di barisan ke 3, agak dalam. Lalu mulailah mereka buka lapak, dan hujan hampir datang setiap hari di area kami. Waktu hujan deras, angin badai, bagian pojok itu rupanya tampias dan tidak memungkinkan untuk pengunjung duduk makan dengan santai. Tahulah kami bahwa Tuhan lebih tahu yang terbaik bagi kami. Tetapi kami sudah mengusahakannya dengan ngotot dan menitikberatkan pada surat perjanjian, sudah ada fighting spirit di sana, tetapi mentok. Sebelum begitu, kami tidak mau tinggal diam, sebab Tuhan mengajarkan: mintalah, ketuklah, gedorlah, ngeyellah! Pendeknya berusahalah! Itu namanya iman tanpa reservasi.

Apakah Saudara sudah mengusahakannya? Apakah tidak ada reservasi? Apakah sudah mempercayai Tuhan sepenuhnya? Apakah gigih pantang menyerah? Apakah tidak bersungut? Apakah tetap berharap dan ada sukacita? Apakah damai dan tidak goyah di hati? Apakah sesuai dengan kehendak-Nya? Apakah bukan untuk memenuhi hawa nafsumu? Apakah sudah rest assured bahwa Dia selalu menuntun ke jalan yang terbaik dan best result? Then, wait unto Him, He will come to your rescue.