1 Samuel 17:42-43, 45, 47-49, 58 (TB) Ketika orang Filistin itu menujukan pandangnya ke arah Daud serta melihat dia, dihinanya Daud itu karena ia masih muda, kemerah-merahan dan elok parasnya.
Orang Filistin itu berkata kepada Daud: “Anjingkah aku, maka engkau mendatangi aku dengan tongkat?” Lalu demi para allahnya orang Filistin itu mengutuki Daud. Tetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu: “Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu. dan supaya segenap jemaah ini tahu, bahwa TUHAN menyelamatkan bukan dengan pedang dan bukan dengan lembing. Sebab di tangan TUHANlah pertempuran dan Ia pun menyerahkan kamu ke dalam tangan kami.”

Ketika orang Filistin itu bergerak maju untuk menemui Daud, maka segeralah Daud berlari ke barisan musuh untuk menemui orang Filistin itu; lalu Daud memasukkan tangannya dalam kantungnya, diambilnyalah sebuah batu dari dalamnya, diumbannya, maka kenalah dahi orang Filistin itu, sehingga batu itu terbenam ke dalam dahinya, dan terjerumuslah ia dengan mukanya ke tanah. Kata Saul kepadanya: “Anak siapakah engkau, ya orang muda?” Jawab Daud: “Anak hamba tuanku, Isai, orang Betlehem itu.”

Orang dunia akan melihat kita “anjing,” mereka menghina kita karena di mata mereka kita nampak tidak berdaya. Saya memiliki pengalaman yang serupa ini, saya dihina, diremehkan, dilecehkan dengan kata-kata karena saya tidak memiliki apa-apa, saya nampak kecil di mata dunia. Tetapi saya sangat mengerti prinsip Kekristenan, karena saya ada dalam Kristus dan Kristus di dalam saya, maka jika seorang menghina saya, ia sedang menghina Tuhan saya.

Membaca peristiwa Daud vs Goliat ini ketakjuban saya tidak pernah berhenti – anak muda pemberani, bahkan kakaknya sendiri mengetahui keberaniannya tetapi salah persepsi bahwa keberaniannya dihubungkan dengan kejahatan hati. Daud ini pahlawan sejati, speechnya di hadapan prajurit Filistin yang sombong, di hadapan seluruh prajurit Israel yang loyo dan gentar sangat mengguncang jiwa. Siapa pernah berpikir bahwa iman sebesar itu keluar dari mulut anak kecil penggembala domba yang kuper? Prajurit-prajurit yang telah berhadapan berhari-hari dan tidak bisa berbuat apa-apa karena ketakutan, ternyata diselesaikan dengan jalan yang sangat mudah yang tidak seorang pun memikirkannya kecuali yang diurapi.

Jika Tuhan menyertai kita, Dia akan memberikan kepada kita jalan-jalan simple yang mencengangkan; orang dunia akan menggunakan semua persiapan, tak tik, cara licik, alat-alat berat, keuangan besar, hacking, manipulasi, control, tapi Tuhan mengarahkan kita untuk melakukan hal yang nampak “bodoh” agar kita tidak bermegah diri dan sadar bahwa pertolongan datangnya dari Tuhan saja.

Bagaimana batu kecil licin bisa diumban dan masuk menancap keras dan tajam ke dahi? Tentulah tidak ada seorang pun dari seluruh prajurit itu berpikir raksasa bisa mati dengan cara begitu, hanya yang diurapi saja dan yang berlatih di padang domba Betlehem. Daud telah berlatih mengumban dengan batu licin batok-batok singa dan beruang yang ‘bak berlapis baja. Barulah tahun-tahun mendatang, murid-murid Daud mengalahkan 4 goliat yang lain dengan batu-batu yang sama (yang mungkin secara profetik telah diambil dan disiapkan Daud untuk membunuh musuh masa depan keturunan-keturunan raksasa). Tapi Daudlah pioneer dari ide brilian itu, sebab dia diurapi.

Percayalah, orang yang diurapi akan menelurkan ide-ide baru dan kekreatifitasan yang luar biasa yang akan diikuti murid-muridnya dan penerusnya. Ide jitu-simple yang luar biasa, yang jika dibeberkan dari awal akan ditertawakan musuh, yet pada perjalanan aplikasinya dikagumi oleh semua.

Berapa banyak kali Tuhan menelurkan/menitipkan ide-ide kreatif yang ‘murah dan mudah’ lewat saya, yang saat orang mendengarnya akan menutup mulutnya karena tidak tahan untuk tidak cekikikan. Saya tidak pernah peduli dengan pandangan mata dunia/orang rohani, karena saya tahu saya diurapi, dipimpin Roh. Manalah mungkin saya menggalang pendeta-pendeta dan mengajari mereka? Manalah mungkin saya yang perempuan single berkeliling dunia untuk mengajar di gereja-gereja dan berdiri di mimbar yang tidak boleh dan tidak pernah diinjak perempuan? Manalah mungkin konglomerat demi konglomerat mau dengar mujizat berkat uang 5 juta? Waktu saya ditantang orang-orang yang berpikiran dunia, jawaban saya selalu “Tuhan dan Iman,” — itu lebih dari cukup, bahkan kelebihan! And, look what the Lord has done!!!

Orang tidak beriman berpikir terlalu rumit dan bersembunyi dalam ketakutan, menggunakan kalkulator dan hari-harinya diperbudak oleh perputaran uang. Orang beriman yang diurapi tidak akan resah karena ia tidak melihat nilai/jumlah uang di account banknya, yang dia lihat Sorga, yang ia percayai Tuhan, karena Tuhan memiliki semua yang di Sorga yang sedianya semua asset dan sumber kekayaan diberikan bagi orang yang berjalan dengan prinsip iman.

Daud tidak takut dikatai semua mata yang melihat ‘kebodohannya,’ ia juga tidak takut diremehkan kakak-kakaknya yang merasa lebih hebat karena sudah ada dalam ketentaraan sekian lama. Daud juga tidak takut mati karena ‘jenis itu’ tidak ada dalam kamus pikirannya; ia tahu ia selalu berhasil dan berkemenangan, ia tahu ia diurapi, ia tahu ia punya Tuhan yang menyertai. Kalau Saudara berjalan dalam pengertian dan kepastian bersama Tuhan Saudara, maka Saudara tidak akan mempertanyakan keraguan apa pun dalam pikiranmu. Yang menyandung banyak orang Kristen adalah ketidakpercayaan, ketakutan, kekuatiran, kenegatifan yang terus meluncur dari mulutnya saat menghadapi masalah.

Lihatlah Daud, menghadapi Goliat yang mengerikan dan bermulut besar, dia tidak negatif, saat semua orang negatif, Daud sangat positif. Dia siap membunuh si mulut besar itu, dia akan memberikan mayatnya kepada burung-burung, dan hari ini juga, dia akan dihabisi! Itu iman. Iman selalu positif, iman merupakan suatu keyakinan pasti.

sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia.
Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita.
Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia yang percaya,
bahwa Yesus adalah Anak Allah?
1 Yohanes 5:4-5

Hidup di dunia ini sebagai orang percaya, kemenangan kita hanya diraih oleh IMAN, bukan dengan doa atau tangisan atau pernyataan-pernyataan fakta yang ada. Iman melihat apa yang belum kelihatan, yaitu harapan-harapan dalam kebaikan, berkat, perlindungan, kesembuhan, pengadaan, dan semua curahan dari Sorga. Perkatakan iman hari ini, berpikirlah iman hari ini.