Tuhan dan perjanjian-Nya kepada kita manusia yang mengasihi-Nya dan berharap kepada-Nya tidak akan pernah gagal, sekalipun manusia tidak pernah mengerti perjanjian itu dan tidak pernah mempelajarinya dengan seksama, namun Tuhan adalah Allah yang tidak ingkar janji. Dia Maha Kasih dan penuh kemurahan selama kita tetap berpegang pada Firman-Nya.

Jika Saudara membaca kisah mengenai kasih Yonatan kepada Daud, Daud menganggap kasihnya lebih dari kasih seorang perempuan. Yonatan memberikan baju perang, perisai, sabuk, semua yang ada padanya kepada Daud, ia mempercayai urapan Tuhan atas Daud, bahkan mengatakan bahwa ia akan menjadi orang kedua saat Tuhan mengangkat Daud jadi raja. Mereka mengikat janji abadi. Dan tidak disangka bahwa Yonatan mati dalam pertempuran dengan meninggalkan seorang anak bernama Mefiboset. Pada saat bangsa Israel dikejar musuhnya Filisitin, mereka semakin melemah dan bahkan raja beserta anak-anaknya mati, termasuk ayah Mefiboset. Karena ketakutan akan pembunuhan berentet terhadap keluarga Saul, maka inang pengasuh Mefiboset membawa lari si bocah ini, dan tidak disadarinya anak ini terjatuh dengan keras yang menyebabkan kedua kakinya lumpuh. Sebagai cucu raja, ia terpuruk dan sangat menderita dengan keadaannya, ia tersingkir dan tidak akan pernah disejajarkan dalam jajaran prince lain yang di kemudian hari sanggup diangkat/dipilih sebagai pengganti – kemungkinannya kecil. Ia hidup sederhana, ia beristeri dan memiliki anak, tidak menganggap dirinya siapa-siapa. Ia hidup dengan tenteram walaupun menyimpan sejarah yang menyakitkannya.

Apalagi saat ia mendengar bahwa ‘musuh’ kakeknya sudah menjadi raja, tentulah harapan dan apapun yang pernah muncul dalam hatinya ia kubur dalam-dalam. Tetapi, suatu hari, seseorang dari kerajaan mendatangi rumahnya dan membawanya tanpa ia tahu alasannya mengapa – Raja Daud ingin bertemu dengannya! Degup hatinya tidak dapat diatur lagi, pastilah ia mati!

2 Samuel 9:5-13

Sesudah itu raja Daud menyuruh mengambil dia dari rumah Makhir bin Amiel, dari Lodebar.
Dan Mefiboset bin Yonatan bin Saul masuk menghadap Daud, ia sujud dan menyembah. Kata Daud: “Mefiboset!” Jawabnya: “Inilah hamba tuanku.”
Kemudian berkatalah Daud kepadanya: “Janganlah takut, sebab aku pasti akan menunjukkan kasihku kepadamu oleh karena Yonatan, ayahmu; aku akan mengembalikan kepadamu segala ladang Saul, nenekmu, dan engkau akan tetap makan sehidangan dengan aku.”
Lalu sujudlah Mefiboset dan berkata: “Apakah hambamu ini, sehingga engkau menghiraukan anjing mati seperti aku?”
Lalu raja memanggil Ziba, hamba Saul itu, dan berkata kepadanya: “Segala sesuatu yang adalah milik Saul dan milik seluruh keluarganya kuberikan kepada cucu tuanmu itu.
Engkau harus mengerjakan tanah baginya, engkau, anak-anakmu dan hamba-hambamu, dan harus membawa masuk tuaiannya, supaya cucu tuanmu itu ada makanannya. Mefiboset, cucu tuanmu itu, akan tetap makan sehidangan dengan aku.” Ziba mempunyai lima belas orang anak laki-laki dan dua puluh orang hamba.
Berkatalah Ziba kepada raja: “Hambamu ini akan melakukan tepat seperti yang diperintahkan tuanku raja kepadanya.” Dan Mefiboset makan sehidangan dengan Daud sebagai salah seorang anak raja.
Mefiboset mempunyai seorang anak laki-laki yang kecil, yang bernama Mikha. Semua orang yang diam di rumah Ziba adalah hamba-hamba Mefiboset.
Demikianlah Mefiboset diam di Yerusalem, sebab ia tetap makan sehidangan dengan raja. Adapun kedua kakinya timpang.

 

Mefiboset tidak mengetahui perjanjian ayahnya dengan Raja Daud, tetapi Daud menyimpannya dalam hatinya selamanya, dan ia tidak akan mengingkarinya. Ia adalah pria berintegritas yang memegang perkataannya, dan ia membuktikannya bukan untuk alasan siapapun, tetapi dirinya dengan Tuhan saja, karena yang mati tidak memiliki daya apapun untuk mempertanggungjawabkan hal-hal demikian. Kutuk hidup Mefiboset karena kedua kakinya yang timpang ternyata menjadi berkat dalam hidupnya. Tidak seperti keluarga Saul yang lainnya yang dibunuh, tetapi justru karena ketidakberdayaannya inilah Mefiboset justru duduk sejajar dengan para prince anak Daud. Ia mendapatkan hak istimewa sebagai salah satu anak raja, ia senantiasa berhadapan dengan raja dan memandang wajah raja.

Demikian juga dengan kita, kadang apa yang kita pikirkan sebagai kutuk, jika kita senantiasa berharap kepada Tuhan, maka Tuhan sanggup menjadikannya jadi berkat, dalam sehari! Walaupun kita tidak menyadari perjanjian apapun di balik hidup dan penyerahan kita, tetapi Tuhan sebagai Raja yang berkuasa memegang janji-Nya. Kita yang mungkin karena dosa-dosa yang dengan berani kita lakukan seumpama menjadi seharga anjing mati, seperti Mefiboset, namun kita diingat dan dipanggil Tuhan untuk mendapatkan warisan besar dan duduk semeja dengan Raja segala raja. Suatu anugerah dan kehormatan yang besar!

Rejoice, for you are the sons and daughters of the King of kings! Great is your inheritance in heaven, and here on earth as you proclaim and trust the Kingship and sonship of Christ Kingdom.