Mazmur 109:2-5Sebab mulut orang fasik dan mulut penipu ternganga terhadap aku, mereka berbicara terhadap aku dengan lidah dusta; dengan kata-kata kebencian mereka menyerang aku dan memerangi aku tanpa alasan. Sebagai balasan terhadap kasihku mereka menuduh aku, sedang aku mendoakan mereka. Mereka membalas kejahatan kepadaku ganti kebaikan dan kebencian ganti kasihku.

Pertanyaan Daud ini tak diselaminya, seperti Yudas kepada Gurunya. Bagi saya ini merupakan peringatan diri sendiri bahwa hati yang licik selalu mengajak untuk berbuat jahat. Memang ada penunggangnya, dalangnya, rohnya di balik setiap perbuatan jahat dan kejahatan, tetapi bagaimana kita menyikapinya.

Jim Goll yang dikenal sebagai nabi Tuhan di era kita diberi mimpi bermakna dan penuh hikmat sebagai peringatan kepada kita anak-anak Tuhan dan hamba-Nya:
1. Apa yang menjadi struggle di masa lalu dapat dengan mudah kembali dan menjerat, bahkan jika tidak diselesaikan akan diekspos secara publik.
2. Apa yang ditakuti akan menjadi magnet yang kuat.
3. Kelemahan, dosa kesukaan, kebiasaan di tempat tersembunyi akan makin diperbesar intensitasnya.

Anak-anak Tuhan harus berpegang teguh pada karunia Tuhan, kemampuan Tuhan saja, tapi harus benar-benar pegangan, bergantung terus menerus. Sebab jika tidak, maka iblis yang tidak jemu mengusahakan kejatuhan anak-anak Tuhan setiap kali menyerang dengan gencar; sementara anak-anak Tuhan cara doanya sangat berbeda dengan kegigihan iblis dalam menjatuhkan kita. Kita doanya jarang, tidak menembak, menyerang, atau berperang. Tapi doanya tipis, merupakan lolongan minta tolong, bukan berdiri sebagai warrior. Hanya air mata, minta-minta, tidak ada kuasa, keluhan, kesedihan. Ini sih doa umum dimana-mana; orang Kristen seharusnya bangkit, berperang, menyerang iblis.

Itu sebabnya saya mempelajari kenapa para hamba Tuhan jatuh di kelemahan yang sama, walaupun sudah bertobat, sudah naik mimbar lagi, tapi mereka jatuh lagi. Ada yang suka uang, urusannya selalu di mammon, pelayanan hanya karena uang, bicaranya soal uang. Ada yang suka pornografi di hari-hari biasa, lalu sabtu bertobat, minggu naik mimbar. Ada yang Sabtu dugem, minggunya dipakai dengan kuasa kesembuhan. Tetapi ternyata jatuh dalam dosa perjinahan yang memang sebelum dipakai dengan dahsyat sudah bergumul dan jatuh di hal yang sama. Iblis sangat tahu ‘tombol’ kelemahan kita atau dosa kesukaan kita, dia tidak menyerah, dia terus menerus menyerang dan bombardir orang-orang yang sungguh-sungguh. Tetapi apakah dengan demikian kita tidak perlu sungguh-sungguh agar tidak diserang? Untuk menyisih ke zona tidak sungguh-sungguh itu pun sudah masuk dalam serangan, sebab iblis tahu bagaimana menjauhkan kita dari Tuhan sehingga covering ilahi dijauhkan dari kita.

Menyakitkan melihat/membaca para hamba Tuhan dan anak Tuhan yang digebukin iblis dan diekspos secara publik, dipermalukan, diperdaya, diguncang, dilucuti, ditelanjangi oleh massa. Kita tahu bahwa mengalahkan kedagingan itu tidak mudah, tetapi satu-satunya jawaban adalah “being in Him, in the Word, in the spirit.” Tidak ada jalan lain selain ada dalam lingkup roh – dan itu harus kita usahakan, istilahnya kita bikin sendiri; kita racik suasana sorga di rumah kita, dalam hidup kita, dalam komunitas kita. Kita tidak membiarkan hidup kita “bebas” terlantar, membiarkan dunia masuk dan menerobos. Sebab jika kita membuka celah kecil bagi dunia, maka dia akan menyerbu seperti tsunami.

Saul adalah pilihan Tuhan untuk menjadi raja pertama Israel karena permintaan umat itu. Berharap dengan pemilihan tangan Tuhan sendiri, dengan postur tubuh dan wajah yang di atas rata-rata bangsanya, dengan urapan khusus seorang nabi pilihan, dengan pemenuhan roh seperti para nabi – Saul akan berubah dari perangai naturnya. Nyatanya Daud berkata: “Dari yang fasik keluar kefasikan.” Mempelajari ini sering membuat saya berpikir bahwa jika orang tidak mau berubah, bahkan Tuhan pun tidak bisa mengubahnya! Sudah terlanjur Tuhan memberikan “free will” kepada manusia, Dia tidak bisa membuatnya robot dan menuruti kehendak baik-Nya.

Ada hati nurani di sana, ada Roh Kudus yang senantiasa mengingatkan, ada Firman, ada teguran, ada gereja, ada khotbah, ada pendeta, ada mentor, ada mimpi dan peringatan, – semuanya disediakan untuk anak-anak Tuhan agar terjagai dari kefasikan. Jika anak-anak Tuhan tidak berbalik dan menjauhi kejahatan (tabiat lamanya, kebiasaannya, kesukaan dalam berdosa – gosip, suka menjelekkan, berpikir negatif, suka nonton pornografi, suka liat situs porno, gambar cabul, suka cabul, berjinah, pacaran kelewat batas, menggauli/digauli orang yang sudah berkeluarga, suka minum, suka pinjam uang, suka hutang, suka pakai credit card berlebihan sampai lewat limit, suka mengirim ayat sihir, suka pasang status buruk pembalasan, suka mencuri, malas, suka marah, dll) maka ia akan jatuh dan diseret iblis untuk dipermalukan dan berakhir dengan kasus-kasus yang menyedihkan.

Saya sering tidak bisa berpikir bagaimana mungkin hamba Tuhan besar yang diurapi jatuh berkeping-keping di hal yang sangat umum. Tetapi saya juga bisa mengerti bahwa temptation itu sangat menggiurkan, daging sangat kuat, dosa itu nikmat – jadi bagaimana kita bergantung kepada kuasa Tuhan saja dan lari dari giuran itu. Seorang hamba Tuhan ngamuk dan berkata bahwa “kita sepakat bahwa dosa itu sudah hilang kuasanya!” Benar, itu ada ayatnya di Roma, tetapi jangan menyepelekan iblis dan tipu dayanya, sehingga kita jatuh di kasus lama/dosa lama, walaupun namanya bukan dosa tapi lebih cenderung ke pelanggaran, kedagingan, manusia lama, if you will call them that.

Tuhan minta kita agar berperang, kita juga harus mengenakan selengkap senjata Allah, kita harus mengusir iblis – semuanya ini adalah peringatan bahwa iblis masih bekerja dengan baik dari kantor pusatnya. Dan jika iblis sudah tidak berdaya, kenapa lebih banyak anak Tuhan yang berguguran dibanding mereka yang bertahan? Bukankah kita sedih dan tidak bisa menutup mata dengan kenyataan saat melihat hamba-hamba Tuhan bangkit dipakai dengan kuasa dengan kilat, tetapi berikutnya mereka berguguran karena perbuatan mereka terekspos dengan nyata: bercerai dan menikah lagi dengan cepat; berjinah dan menikahi pasangan jinahnya; terungkap suka jajan ke pelacuran, melacur dengan sesama jenis, lari dengan uang gereja miliaran rupiah, sakit parah dan mati mendadak, tabrakan dan mati, terlibat drug dan semacamnya, dan entah deretan apa lagi yang serupa itu.

Roma 6:13-17, 19 – Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran.
Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia.
Jadi bagaimana? Apakah kita akan berbuat dosa, karena kita tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia? Sekali-kali tidak!
Apakah kamu tidak tahu, bahwa apabila kamu menyerahkan dirimu kepada seseorang sebagai hamba untuk mentaatinya, kamu adalah hamba orang itu, yang harus kamu taati, baik dalam dosa yang memimpin kamu kepada kematian, maupun dalam ketaatan yang memimpin kamu kepada kebenaran?
Tetapi syukurlah kepada Allah! Dahulu memang kamu hamba dosa, tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah mentaati pengajaran yang telah diteruskan kepadamu.
Aku mengatakan hal ini secara manusia karena kelemahan kamu. Sebab sama seperti kamu telah menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kecemaran dan kedurhakaan yang membawa kamu kepada kedurhakaan, demikian hal kamu sekarang harus menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kebenaran yang membaw
a kamu kepada pengudusan.

Sudah dimerdekakan tetapi masih bisa kembali dengan memilih hidup di bawah hukum dosa dengan menjadi budaknya. Ini seharusnya tidak lagi terjadi pada kita orang-orang tebusan. Cheap choices bukan pilihan kita; tabiat lama tidak lagi kita kenal. Sangat tidak nyaman dan tidak “worth it” hidup dengan dosa, hati terus menerus tertuduh, nurani menggedor, dan ada di bawah kuasa iblis. Lagi pula ada tuduhan-tuduhan “munafik” yang tidak bisa ditepis/diusap dengan “grace” dan “kebenaran” Kristus. Kita bisa berpegang pada anugerah dan kebenaran Kristus saat kita hidup sesuai dengan Firman. Kita ciptaan baru, melakukan pekerjaan-pekerjaan kekudusan, dipersiapkan untuk maksud-maksud mulia. Itu “teorinya”, tetapi harus ada tindakan dari pihak kita agar tidak kompromi dengan kebohongan iblis:
Singkirkan semua barang-barang, link-link, nomer-nomer yang membuat Anda kembali ke kehidupan lama. Larilah, menyingkirlah, hindari mereka. Tuhan menantimu untuk memakai engkau menjadi alat yang dahsyat. Stay in Him, stay in the Word.

Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, semua orang yang melakukannya berakal budi yang baik.
Puji-pujian kepada-Nya tetap untuk selamanya. Mazmur 111:10