Waktu aku masih sekitar awal 30-an, aku sering memakai sepatu dengan hak runcing. Tetapi karena seminar-seminar yang aku bawakan mengambil waktu yang cukup lama untuk berdiri selama dua hari berturut-turut dimana aku selalu menjadi pembicara tunggal, maka kaki aku mulai meronta minta special treatment and care. Maka dimulailah pencarian sepatu terenak, terempuk, tinggi, anggun, tapi nyaman maunya. Pertama aku mencari warna hitam, supaya bisa masuk ke semua warna baju. Aku mendapatkan merk Antonio Eboli made in Italy. Kemudian untuk memvariasi warna aku mencari sepatu coklat atau kekuningan, aku mendapatkan merk Jepang. Tapi itu tidak berlangsung lama, karena haknya agak menukik, sehingga kakiku merasa terganggu. Lalu aku bereksperimen dengan berbagai macam jenis bahan sepatu dari ujung dunia, tapi mereka tidak menolong kakiku juga. Demikian juga dengan sandal, berbagai merk dan ketinggian dan kerendahan. Masih saja mereka menyakiti bagian penting tubuh pemberdirianku.

Masih belum belajar jenis sepatu yang baik, 6 tahun kemudian pada waktu aku kembali berjalan ke Amerika, aku mendapatkan Nine West yang jenisnya tidak masuk di Indonesia, warna silver, bagian hillsnya kuat transparant. Waktu saya pakai untuk seminar menjadi pembicara dengan Ms. Naomi Dowdy, kakiku kram. Beliau duduk di dekatku dan meraih kakiku yang kotor dan memijatnya, walaupun aku teriak tidakkkkkkk…beliau mengambil otoritasnya agar aku tunduk di bawah tangan kekuasaannya. Well…bless her heart.

Masih, juga kemana pun aku pergi, aku nyempetin hunting sepatu enak, tetapi sukar sekali nyatanya mencari sepatu bagus yang nyaman. Ada 1 yang aku dapatkan, nggak seruncing Mr. Eboli, kali ini dapet di Hongkong, benar-benar luar biasa dia telah menemaniku selama 7 tahun belakangan ini. Biar aku khotbah di daerah bersalju, di panasnya NTT, so far dia masih paling top dan tidak sakit. Tapi orang-orang yang melihatnya sampai terganggu dan bosan melihat sepatuku, karena selama 7 tahun lebih gak ganti-ganti sepatu. Abis gimana lagi jika masih kurang banyak di luaran sana sepatu yang nyaman?

Sampai terakhir aku berada di SF tahun lalu, masih juga menyempatkan diri untuk mencari di sela-sela berakhirnya pelayanan kami, dan ketemu 1 lagi coklat kulit bersisik dengan merk Donald Pliner. Namun demikian, dengan bertambahnya tahun, aku menyadari bahwa aku nggak bisa lagi pake sepatu hak runcing tak beralasan. Si kulit hitam Antonio yang masih awet dan tetap kuat yang kubeli dengan kekuatan uang awal seharga 1,5 juta sekitar 12 tahun lalu, buktinya kemarin waktu aku pake untuk berdiri satu sesi saja (1,5 jam), urat-urat kakiku udah melintir-lintir karena arus kram.

Lalu aku beli sepatu murah seharga 200 ribu, empuk, tidak ada haknya, juga waktu berjalan agak lama kram juga. Hampir semua jenis sudah dicoba hanya untuk mendandani kaki guna pelayanan, masih saja belum dapetin sandal dan sepatu yang tokcer. Di bawah ini aku dapet artikel mengenai jenis sepatu, yang sebaiknya dibaca oleh para wanita:

Semakin tinggi hak sepatu Anda dapat meningkatkan risiko keseleo dan nyeri kronis. Yuk, kita lihat lebih dekat soal hak tinggi, model dan alas sepatu kesayangan kita saat ini.

Benturan Pump
Baik sepatu berhak tinggi maupun tidak, sepatu tertutup dengan bentuk pump berisiko menyakiti bagian belakang tumit kaki. Beberapa bahan sepatu pump yang kaku menekan deformitas tulang (bagian tumit belakang) menyebabkan benjolan pada jangka waktu tertentu.

Selain itu, gesekan menyebabkan lecet, bengkak bursitis, bahkan rasa sakit pada tendon achiles kaki. Meredamnya, Anda dapat menggunakan bantalan tumit, es, maupun orthotic untuk meringankan. Jangan biarkan gesekan ini terus berlanjut untuk menghindari tonjolan tumit yang permanen.

Posisi Kaki Tak Alami
Hak sepatu yang terlalu tinggi memaksa kaki senantiasa berada di posisi tekanan pada bola kaki (tulang depan ibu jari kaki, RED.). Pada posisi menggunakan sepatu hak tinggi, sendi tulang metatarsal-tulang sesamoid di area ibu jari bertemu dan mendapat tekanan berlebih. Ini akan menekan tulang-tulang dan syaraf di sekitarnya sehingga menyebabkan stres kronis. Lama kelamaan dapat menyebabkan keretakan pada sendi tersebut.

Risiko Terkilir Pergelangan Kaki
Semua sepatu hak tinggi meningkatkan risiko terkilir terutama pada pergelangan kaki. Masalah paling umum, terkilir lateral yang terjadi ketika kaki terpuntir arah keluar. Saat ini terjadi, ligamen pergelangan teregang parah. Pada sebuah kasus terkilir parah, ligamen dapat robek. Terkilir parah atau faktur pergelangan kaki juga meningkatkan risiko osteoartitis.

Tanpa Hak Juga Bermasalah
Sepatu ballet flats juga dapat menyebabkan masalah pada kaki. Sepatu tanpa hak dengan alas yang sangat tipis ini dapat menyebabkan masalah punggung, lutut hingga pinggul karena tanpa dukungan bantalan sol, kaki dapat mengalami kondisi menyakitkan yang disebutkan plantar fascitis (radang pada plantar fascia atau otot memanjang pada lembah telapak kaki).

Hati-hati Sandal Jepit
Sandal jepit menawarkan perlindungan yang minim. Menggunakan sandal jepit berisiko terkena serpihan atau menimbulkan cedera kaki jika terantuk sesuatu. Penderita diabetes sebaiknya tidak sering memakai sandal jepit jika bepergian karena dapat menyebabkan luka goresan hingga dapat mengakibatkan komplikasi serius. Selain itu, kebanyakan sandal jepit atau flip flop tak menyertakan bantalan sol yang sesuai konstruksi kaki. Seperti halnya sepatu ballet flats, sandal jepit dapat memperburuk kondisi plantar fascitis dan menyebabkan masalah dengan lutut, pinggul, atau punggung.

Sepatu Platform Kaku
Sepatu platform cenderung memiliki alas kaki yang kaku. Ini membuat biomekanik berjalan kurang sempurna. Sepatu yang digunakan untuk berjalan sedikit cenderung ‘melawan’ gerakan kaki dan telapak kaki. Ini memberikan tekanan berlebih pada tulang metatarsal (tulang di bawah ibujari kaki), pada jangka pendek menimbulkan rasa letih pada kaki.


Sepatu Runcing Menyiksa
Sepatu hak tinggi berujung runcing memang gaya, namun saat dikenakan akan menumpukan seluruh beban pada bagian depan kaki Anda. Dalam jangka waktu panjang akan menyebabkan nyeri syaraf, bunions (radang jari kaki), lecet dan kapalan. Beberapa wanita bahkan menderita memar di bawah kuku karena tekanan konstan yang terjadi saat mengenakannya.

Laili/ Dari berbagai sumber
Istilah ‘pain make gain’, memang berlaku bagi beberapa hal, misalnya, rasa sakit akibat penggunaan kawat gigi untuk mendapatkan deretan gigi yang rapih dan sehat atau pegal-pegal saat melakukan angkat beban untuk mendapatkan tubuh yang bugar dan ideal. Tapi pada penggunaan sepatu high heels, apakah istilah itu berlaku juga?

Penggunaan sepatu dengan high heels, walaupun membuat kaki pegal, memang mampu menunjang penampilan, postur tubuh akan terlihat lebih tegap dan proporsional. Tapi, sadarkah Anda bahwa jika terlalu sering menggunakannya, akan memberikan begitu banyak dampak buruk bagi beberapa bagian tubuh Anda?

High heels berbahaya, karena dengan menggunakannya sama saja dengan memaksakan kaki berjalan dengan posisi yang tidak normal dan membawa dampak yang permanen.

Dampak yang dapat ditimbulkan adalah:

  • Cedera engkel kaki.
  • Kontraksi otot betis, sehingga menjadi lebih pendek dan tegang.
  • Jari kaki menjadi bengkok.
  • Merubah postur tulang (punggung). Tulang pinggul dan punggung tidak lagi sejajar.
  • Penebalan saraf jari sehingga jari menjadi mati rasa.
  • Menghambat peredaran darah.
  • Menghambat sistem urogenital (sistem pembuangan).
  • Menghambat kesuburan dan hasrat seksual.

 

Untuk pencegahan, lakukan terapi kaki seperti pijat atau berjalan tanpa alas kaki diatas batu-batuan, hindari penggunaan high heels setiap hari dan hindari penggunaan high heels diatas 5 cm.

(http://meetdoctor.com/article/sederet-dampak-buruk-high-heels-bagi-tulang)

 

Lha terus kalo sepatu tinggi gak boleh, sepatu tanpa hak gak boleh, sepatu runcing gak boleh, sandal jepit apalagi, pump juga ada kelemahannya…lalu gak pake sepatu? Tolong…apa maksudnya tulisan itu, dan…juga apa maksudnya tulisan apa donk saya? Lha gimana aku ngasih jalan keluar kalau aku sendiri belum mendapatkan way-out-nya? Khan fokusnya adalah urusan kaki dan kesehatannya.

 

Ditambah lagi ada usulan dan clip-clip kenapa gak disaranin pakai sepatu hak tinggi! https://www.facebook.com/photo.php?v=1394262040808080. Boy, what should we do, ladies….