Masih membahas lanjutan soal Perling (jika Saudara belum mengenal istilah baru yang saya rilis ini, silakan buka FMH bulan Juni). Peperangan rohani ini mutlak tidak bisa dihindari jika kita sudah menerima Yesus, sebab saat kita masuk dalam keluarga Ilahi, mau tidak mau kita bermusuhan dengan iblis. Jika dia musuh, maka dia menyerang kita. Tidak banyak gereja mempersiapkan jiwa baru masuk dalam pelatihan peperangan rohani, karena itu banyak anak Tuhan kalahan dan hidup dengan cara lama, karena giuran iblis sangat kuat dari hari ke hari.

Di bawah ini, saya menemukan ayat yang mengagetkan yang tidak pernah saya pelototin sedemikian rupa sampai hari saya membacanya, yaitu baru bulan lalu.

Daniel 10:20-21Lalu katanya: “Tahukah engkau, mengapa aku datang kepadamu? Sebentar lagi aku kembali untuk berperang dengan pemimpin orang Persia, dan sesudah aku selesai dengan dia, maka pemimpin orang Yunani akan datang.
Namun demikian, aku akan memberitahukan kepadamu apa yang tercantum dalam Kitab Kebenaran. Tidak ada satu pun yang berdiri di pihakku dengan tetap hati melawan mereka, kecuali Mikhael, pemimpinmu itu,

Membaca ayat-ayat ini selain saya terkagum-kagum, saya juga terheran-heran dan bertanya-tanya.
Pertama, saya tahu dan menyadari banget bahwa hidup kita merupakan peperangan, perjuangan yang tak ada habisnya sampai kembali ke rumah Bapa. Life is a warfare, itu judul tulisan saya di email lainnya kepada beberapa murid. Kalau orang Kristen tidak menyadari hal ini, maka itu merupakan kekalahan telak: bukan kalah yang artinya masuk neraka. Tapi karena tidak pernah berperang maka hidupnya tidak dalam pengertian; saat orang Kristen tidak hidup dalam pengertian, maka mereka bersungut, mengeluh, doanya tidak tepat sasaran, imannya pun meleset. Dengan itu, maka berkat-berkat yang seyogyanya dapat ia peroleh tidak dapat diraih karena penghalang-penghalang tidak kasat mata yang tidak ia perangi, tidak diraih dengan iman, dan doa-doa yang hanya berisi rengekan tiada henti. Ini namanya kalah dan rugi!

Melihat keadaan, percaya dan mengurangi bobot iman dengan mengatakan fakta-fakta merupakan kekalahan! Tetapi peperangan adalah menyerang hal-hal yang kasat mata, menyerang dengan Firman, dengan kebaikan, kehidupan, kemenangan. Perang ini tidak mudah, karena hari-hari kita dikelilingi oleh kenyataan, mendengar berita-berita nyata. Hanya orang benar yang dapat hidup oleh iman, hanya orang beriman yang hidup dengan benar menurut versi Firman.

Pengetahuan pertama di atas membawa kita kepada pengetahuan penting berikutnya, yang saya dapatkan dari ayat-ayat di atas yang menuliskan bahwa malaikat saja ternyata berperang. Yang tadi saya tulis di awal membuat saya heran adalah, baru aja saya baca ulang bahwa melalui penuturan malaikat Gabriel, dia berperang terus, abis dari Persia dia akan berperang dengan penjaga Yunani. Keheranan lain saya adalah, gak ada satu pun yang berdiri di pihaknya selain Mikhael, katanya. Berarti Mikhael juga berperang bersama Gabriel. Lainnya gak berani/gak tahan berdiri berperang bersama dia. Lalu ngapain? Nah, rupanya malaikat pun punya pilihan untuk berperang atau tidak, berani atau kecut, santai atau melayani dengan rela ‘menyerahkan nyawa.’

Ah, entah pengertian simpel saya benar atau tidak ditilik dari Septuaginta, tapi ini membuka pikiran saya bahwa urusan perang ini memang tidak mudah dan tidak semua orang demen. Nah, di sinilah titiknya jika kita mau belajar dari catatan Daniel mengenai pernyataan malaikat kekasih ini, yang mengatakan bahwa “Tidak ada satu pun yang berdiri di pihakku dengan tetap hati melawan mereka, kecuali Mikhael, pemimpinmu itu.”

Dari Daniel 12:1 kita mendapatkan keterangan itu bahwa Mikhael adalah penjaga/pemimpin bangsa israel: “Pada waktu itu juga akan muncul Mikhael, pemimpin besar itu, yang akan mendampingi anak-anak bangsamu; dan akan ada suatu waktu kesesakan yang besar, seperti yang belum pernah terjadi sejak ada bangsa-bangsa sampai pada waktu itu. Tetapi pada waktu itu bangsamu akan terluput, yakni barangsiapa yang didapati namanya tertulis dalam Kitab itu.”

Jika kita mendengar banyaknya konflik yang terjadi di Israel dan bangsa-bangsa yang berperang melawannya, maka kita pastikan bahwa ada malaikat pemimpin dan malaikat lain yang berperang melawan penjaga-penjaga bangsa-bangsa lain yang niatnya adalah jahat. Doa Daniel adalah doa untuk bangsanya, untuk kebaikan negaranya, dan itu dihalangi, sehingga membutuhkan 2 malaikat besar untuk membawa doanya sampai kepada Tuhan dan dijawab.

Dari sini kita belajar bahwa di awan-awan ada penguasa-penguasa yang menghalangi doa-doa kita. Hehehe… doa orang benar seperti Daniel yang sangat selfless saja dihalangi,… baiklah kita tidak berdoa selfishly agar langsung tembus ke langit ke 3.

Simpel saja tulisan saya saat ini, menyambung Gerakan Laser (21) On yang masih terus mengumandang sampai hari ini yang keuntungannya adalah sangat besar tak terhingga bagi saya secara pribadi — saya rindu agar Saudara terus berperang, tidak pernah meletakkan pedang tetapi terus mengayunkannya. Jangan sampai nanti ada laporan: “Tidak ada satu pun yang berdiri di pihakku dengan tetap hati melawan mereka, kecuali Mikhael, pemimpinmu itu.”

Saya sudah mendorong berulang kali, menulis dengan tidak jemu, mengingatkan mengenai dibukanya ikatan-ikatan, sebaiknya Saudara jangan malas berperang.

Beberapa hari di Israel dengan beberapa murid yang mau berperang dan Perling dengan kami, memberikan kesukaan besar bagi kami bahwa kami ikut berdiri selagi kami di sana. Setiap jejak yang kami tinggalkan diikuti oleh ayunan pedang, oleh sengatan Firman kepada musuh di alam roh. Kami membebaskan tawanan-tawanan roh dan terus berdoa bagi keselamatan bangsa Yahudi yang dijagai oleh malaikat Mikhael.

Tetaplah berperang karena malaikat-malaikat pun tidak berhenti berperang.

Maqdalene Kawotjo@War